Kenapa Karpet Bisa Bau? 7 Penyebab Utama dan Cara Menghilangkannya

Karpet adalah salah satu elemen interior yang paling sering digunakan untuk menciptakan suasana rumah yang nyaman dan hangat. Tekstur yang lembut, warna yang selaras dengan dekorasi, serta fungsinya untuk meredam suara membuat karpet menjadi favorit banyak keluarga. Namun di balik semua kelebihannya, karpet juga memiliki satu kelemahan besar: karpet sangat mudah menyerap bau. Begitu karpet mulai berbau, seluruh ruangan dapat ikut terasa tidak nyaman. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa saja penyebabnya? Dan bagaimana cara menghilangkannya tanpa merusak karpet?

Artikel ini akan membahas secara mendalam tujuh penyebab karpet menjadi bau, termasuk solusi praktis dan penjelasan ilmiah sederhana mengenai apa yang terjadi di dalam serat karpet. Di akhir artikel, Anda juga akan menemukan rekomendasi cara paling efektif untuk benar-benar menghilangkan bau hingga ke lapisan terdalam.


1. Kelembapan Tinggi yang Diserap Karpet

Kelembapan adalah musuh terbesar karpet. Serat karpet—terutama yang berbahan wol, polyester, atau bulu—memiliki sifat menyerap air. Ketika udara di dalam ruangan terlalu lembap, serat karpet ikut menangkap uap air tersebut dan menyimpannya tanpa terlihat oleh mata.

Pada kondisi ini, karpet menjadi lingkungan yang sangat ideal untuk pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme yang memproduksi bau apek. Rumah-rumah di daerah beriklim tropis seperti Indonesia sangat rentan dengan masalah ini, terutama rumah yang jarang mendapat sinar matahari langsung atau memiliki ventilasi yang kurang baik.

Jika setiap hari karpet menyerap sedikit demi sedikit kelembapan tanpa pernah benar-benar kering, maka bau apek yang khas akan muncul. Bau ini biasanya sulit hilang hanya dengan vacuum atau pewangi biasa, karena masalahnya sudah berada di dalam serat, bukan di permukaan.


2. Tumpahan Cairan yang Tidak Dibersihkan Secara Tuntas

Karpet yang terkena tumpahan minuman seperti teh, kopi, susu, atau minuman manis akan dengan cepat menyerap cairan ke bagian dalam. Banyak orang hanya membersihkan permukaan karpet, sementara lapisan bawahnya tetap menyimpan sisa cairan yang akhirnya berkembang menjadi bau.

Susu misalnya, ketika tumpah ke karpet akan meninggalkan sisa protein dan lemak yang menjadi makanan bakteri. Begitu bakteri memecah sisa cairan tersebut, bau basi yang tajam mulai muncul. Pada kasus teh atau kopi, residu organik yang tertinggal juga menjadi sumber bau asam yang tidak sedap.

Meskipun di bagian atas terlihat sudah bersih, bau tetap muncul karena kotorannya masih berada di bagian dasar karpet—area yang sulit dibersihkan tanpa alat khusus.


3. Jamur dan Fungi yang Tumbuh Diam-diam

Jika Anda pernah mencium bau apek yang sangat kuat begitu memasuki ruangan, besar kemungkinan karpet di ruangan tersebut sudah ditumbuhi jamur. Jamur dapat muncul ketika karpet sering lembap, terkena tumpahan yang tidak dibersihkan dengan benar, atau diletakkan di atas lantai yang basah.

Jamur sangat cepat berkembang biak ketika ditemukan kombinasi kelembapan + oksigen + sedikit sisa organik. Serat karpet memberikan semua itu. Jamur tidak hanya menyebabkan bau, tetapi juga dapat menimbulkan bercak hitam atau putih pada karpet yang membuat tampilannya menjadi kusam dan kotor.

Masalahnya, jamur tidak hanya tumbuh di permukaan karpet, melainkan bisa berkembang di lapisan bawah karpet—tempat yang sama sekali tidak terlihat. Karena itulah bau jamur biasanya sangat kuat dan sulit hilang tanpa pencucian menyeluruh.


4. Bulu Hewan Peliharaan dan Minyak Alami dari Kulitnya

Jika Anda memiliki kucing atau anjing di rumah, karpet Anda pasti sering menjadi tempat favorit mereka untuk tidur atau bermain. Setiap kali mereka berbaring di atas karpet, bulu dan minyak alami dari kulit hewan (dander) akan menempel pada serat karpet.

Seiring waktu, bulu tersebut akan menumpuk, menyerap bau dari berbagai tempat, dan bercampur dengan debu serta bakteri. Hasilnya adalah bau khas hewan peliharaan yang menempel kuat pada karpet meskipun Anda sudah mengepel lantai atau menyemprotkan pewangi ruangan.

Bulu hewan juga menjadi tempat penempelan mikro partikel seperti droplet urine kecil, liur, atau sisa makanan dari hewan yang tidak sengaja menempel. Semua ini menghasilkan aroma tidak sedap yang hanya dapat hilang jika karpet dibersihkan secara mendalam.


5. Bau Pesing dari Hewan atau Anak Kecil

Bau pesing adalah jenis bau yang paling sulit dihilangkan dari karpet. Urine mengandung ammonia yang memiliki aroma sangat tajam dan dapat meresap sampai ke lapisan dasar karpet. Jika tidak langsung ditangani, bau pesing akan menetap dan menjadi semakin kuat.

Ketika urine sudah memasuki bagian dalam karpet, bakteri mulai memecah ammonia menjadi senyawa lain yang menghasilkan bau lebih menusuk. Pewangi atau pembersih biasa biasanya tidak mampu mencapai area terdalam tersebut, sehingga bau pesing muncul kembali beberapa jam setelah dibersihkan.

Satu-satunya cara untuk menghilangkan bau pesing dengan benar adalah dengan pencucian deep cleaning, terutama menggunakan cairan enzimatis yang dirancang untuk memecah ammonia.


6. Asap Rokok yang Diserap Serat Karpet

Karpet seperti spons raksasa yang menyerap apa pun—termasuk asap rokok. Dalam ruangan tertutup, partikel asap, tar, dan nikotin akan perlahan-lahan menempel pada karpet. Karpet yang terkena asap rokok biasanya mengeluarkan bau tajam yang bercampur antara bau apek, bau asap, dan bau kimia.

Karpet bahan wol, bulu, atau berbulu panjang sangat mudah menyimpan partikel asap ini. Meskipun area tersebut jarang dipakai, bau tetap muncul karena tar yang menempel pada serat karpet terus mengeluarkan aroma selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Sekali lagi, pembersih biasa tidak cukup karena partikel asap masuk jauh ke dalam serat.


7. Penumpukan Debu, Keringat Kaki, dan Bakteri

Sering kali karpet terlihat bersih, namun sebenarnya menyimpan debu dan bakteri dalam jumlah besar. Debu bercampur dengan keringat kaki, serpihan kulit mati, serta sisa makanan kecil yang tidak terlihat mata. Penumpukan debu ini menghasilkan aroma lembut yang lama-kelamaan menjadi tidak sedap, terutama pada karpet yang jarang dicuci.

Karpet yang tidak pernah dicuci selama berbulan-bulan biasanya memiliki bau “karpet lama”—bau khas yang muncul dari akumulasi debu dan bakteri. Ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga berpotensi memicu alergi dan gangguan pernapasan.


Bagaimana Cara Menghilangkan Bau Karpet Secara Tuntas?

Beberapa metode ringan seperti mencuci permukaan dengan sabun lembut, menggunakan baking soda, atau menyemprotkan deodorizer dapat membantu mengurangi bau sementara. Namun bila bau sudah berasal dari lapisan dalam karpet—misalnya akibat jamur, kelembapan, pesing, atau tumpahan lama—maka solusi tersebut hanya bersifat sementara.

Untuk benar-benar menghilangkan bau, karpet harus dicuci secara menyeluruh hingga ke serat terdalam menggunakan teknik profesional. Proses ini biasanya melibatkan:

  • ekstraksi air panas (hot water extraction)
  • penghilangan noda dengan cairan khusus
  • penggunaan cairan anti-jamur
  • penggunaan cairan enzimatis untuk bau pesing
  • pengeringan total dengan blower industri

Inilah proses yang tidak bisa dilakukan secara manual di rumah.


Ingin Menghilangkan Bau Karpet Secara Permanen? Percayakan pada Akhmar Jasa Cuci Karpet

Akhmar Jasa Cuci Karpet memiliki peralatan profesional yang dapat membersihkan karpet hingga ke bagian terdalam, termasuk:

  • Bau apek akibat lembap
  • Bau jamur / fungi
  • Bau pesing hewan peliharaan maupun anak kecil
  • Bau asap rokok
  • Bau akibat tumpahan lama
  • Bau khas bulu hewan peliharaan

Tim kami menggunakan metode deep cleaning, cairan anti-jamur, cairan enzimatis, dan blower pengering sehingga karpet Anda kembali wangi, sehat, dan aman digunakan.

Scroll to Top